Psikopatologi
3 fungsi Kepribadian harus ada agar dapat
berinteraksi dengan dunia luar :
1. Fungsi
Kognitif
2. Fungsi
Perasaan ( Emosi,Afektif,Mood )
3. Fungsi
Motorik ( Konatif )
Gangguan ketiga fungsi tersebut menyebabkan
Psikopatologi gangguan pemusatan perhatian
Prilaku dianggap sebagai sesuatu abnormal jika
memenuhi ( psikopatologi harus memenuhi ) :
Ø Manifestasi
harus menonjol
Ø Manifestasi
harus sering
Fungsi
Persepsi
Sensorium : Totalitas bagian-bagian dari otak yang
menerima, memproses dan menginterpretasikan rangsangan sensorik. Sensorium
adalah tempat sensasi/persepsi, tempat kesan dari dunia eksternal disampaikan
dan dirasakan.
Ada 2 jenis persepsi berdasarkan objek :
Ø Persepsi
dalam ( Interoception ) : persepsi terhadap dirinya, ex : ide dan isi
pikirannya sendiri.
Ø Persepsi
luar ( Exteroception ) : persepsi terhadap lingkungan.
Sensorium normal memiliki :
Ø Kesadaran
penuh ( awareness )
Ø Perhatian
penuh ( atensi )
Awarness
Tingkatan sensorium dari tertinggi
hingga yang paling rendah :
1. Compos Mentis
(conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis,
yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium,
yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi,
Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah
tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu
keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu
tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada
respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya).
v Pada
tingkatan sensorium jika terjadi penurunan kesadaran sesuai urutan di atas
menunjukkan adanya kelainan kesadaran pada aspek organic ( fisik,badan ) maupun
psikik ( mental, jiwa ) yang tidak dapat dipisahkan.
Macam macam kelainan kesadaran
berdasarkan psikologi :
1.
Kesadaran Kacau ( Confusional state )
·
Disorientasi (orang, tempat, waktu)
·
Gangguan asosiasi – penurunan kognitif –
kebingungan
2.
Kesadaran Berkabut ( Clouding of counciousness /
brain fog / Subdelirium)
·
Peningkatan ambang persepsi sehingga stimulus
yang biasa diterima menjadi tidak bisa dipersepsikan
·
Lebih ringan dibandingkan delirium
·
Penurunan kesadaran sehingga menyebabkan
Inatensi ( penurunan pemusatan perhatian )
·
Tidak sama dengan MCI ( mild cognitive
impairment )
3. Somnolen
(Obtundasi, Letargi)
·
Mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
·
Mampu memberi jawaban verbal.
4. Delirium
·
Gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal
·
Biasanya bersifat organik
5. Dreamy
state / Twilight
·
Gabungan gejala 1,2 dan 4
·
Perilaku bisa baik sehingga dapat mengembara dan
amnesia ( fugue )
·
Biasanya pada epileptic psikomotor dan hysteria
disosiasi
6. Stupor
(soporo koma)
·
Keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri
·
Sinonim mutisme ( tidak mau berbicara ) yang
ditemukan pada stupor depresi atau stupor katatonik
7. Koma
·
Tidak ada respon terhadap rangsangan apapun
·
Hanya ada fungsi vegetative ( bernafas &
sirkulasi darah )
Atensi
Perhatian adalah
Usaha untuk mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman tertentu
Ada 2 jenis
perhatian:
Ø
Perhatian aktif = perhatian sekunder = aktif ,
artinya dengan sengaja melakukan perhatian.
Ø
Perhatian pasif = perhatian primer = pasif (
involunter ) , artinya perhatian yang terjadi secara tidak disengaja atau pasif
terhadap hal hal yang menarik perhatian
Semakin kuat
perhatian aktif maka semakin kuat juga perhatian pasif untuk mengalihkan
perhatian aktif.
Gangguan
perhatian terjadi karena :
Ø
Gangguan pemusatan perhatian, contohnya :
inattention, anattention
1. Inattention
: ketidakmampuan memusatkan perhatian.
o
Inattention selective : ketidakmampuan
memusatkan perhatian terhadap hal hal yang tidak mengenakkan ( kecemasan ).
§
Bentuk ekstrimnya : pain
anosognosia ( tidak ada reaksi terhadap nyeri, bahkan bisa memutilasi
diri sendiri.
2. Hipervigilensi
: pemusatan perhatian yang berlebihan pada semua stimulus internal dan
external, biasanya merupakan gejala sekunder dari gangguan waham atau paranoid.
Ø
Gangguan mempertahankan perhatian / pengalihan
perhatian, contohnya : distraktibilitas.
3. Distraktibilitas : kelainan perhatian aktif, ketidak mampuan
mempertahankan perhatian, perhatian menjadi ke hal yang tidak releven.
Kelainan Orientasi
Orientasi :
menilai orang ( personality ) ,tempat ( spatial/ruang ), dan waktu
Kelainan
orientasi disebut disorientasi.
Disorientasi dibagi
2 berdasarkan penyebabnya :
Ø
Disorientasi organic : terjadi penurunan
kesadaran.
Ø
Disorientasi non-organic : disorientasi sekunder
akibat factor psikis ( isolasi ) – skizofrenia bertahun tahun.
Kelainan Pikiran
Menurut Fish ada
4 jenis kelainan pikiran :
1. Kelainan
arus pikiran
2. Kelainan
pemilikan pikiran.
3. Kelainan isi pikiran.
4. Kelainan
bentuk pikiran.
a. Kelainan arus pikiran
Normalnya arus pikiran berjalan
awalnya dari initial ide dan berjalan terus
menerus berkesinambungan dan akhirnya sampai di tujuan
ide.
1.
Pikiran melompat
( Flight of ideas / Flight of topics / Pressure of speech – tidak bisa kalau
tidak bicara ) : terjadi sedikit pelonggaran asosiasi, perubahan cepat dan
mendadak topic pembicaraan, dari 1 ide yang
belum selesai ke ide yang baru tapi masih ada hubungan.
2.
Pikiran berputar
putar ( Circumstantial ) : maju yang lambat, akibat terlalu banyak menjelaskan hal hal yang
terlalu detail yang tidak penting, terjadi akibat sedikitnya supresi selektif,
pertimbangan, dan egoisme tetapi akhirnya sampai
pada tujuan.
3.
Pikiran
menyimpang ( Derailment ) : hampir sama seperti circumstantial, Jalan
pikiran yang menyimpang secara bertahap atau tiba-tiba tanpa berhenti ,
sehingga tidak mencapai tujuan atau bahkan tidak ada
tujuan
4.
Pikiran terhambat
( Inhibition of tought / Hemmung ) : pikiran
berjalan lambat, akibat sedikitnya
inisiasi, dan ide sehingga tidak dapat mengambil keputusan dan terjadi gangguan perhatian terutama perhatian aktif yang membuat sulit berkonsentrasi yang menjadikan
pasien sulit untuk mengingat.
5.
Pikiran terhalang
/sperrung ( Thought blocking/ thought deprivation ( pencabutan pikiran )/
thought obstruction ) : Terputusnya aliran
berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan itu diselesaikan.
setelah terhenti orang itu tidak teringat pada apa yang telah dikatakan atau
apa yang akan dikatakan (ini juga dikenal sebagai pencabutan pikiran), dia
tidak tahu kenapa berhenti berbicara, dan jika memulai pembicaraan, akan
dimulai ide yang baru yang tidak ada hubungannya.
6.
Preserverasi : suatu ide, pikiran atau tema yang
berulang-ulang diceritakan secara berlebihan,
padahal sudah ada stimulus yang baru akibat adanya pencegahan arus maju.
7.
Verbigerasi (
Cataphasia / verbal stereotypy ) : pengulangan
kata kata yang tidak ada arti serta tidak
ada hubungan dengan hal yang ditanyakan, tapi masih ada hubungan dengan topic
pembicaraan.
8.
Inkoherensi
: Arus pikiran atau kata-kata dengan hubungan
yang tidak logis atau tanpa tata bahasa sehingga tidak dapat dimengerti.
( gejala primer skizofrenia )
9.
Asosiasi longgar : gangguan
arus pikir dengan ide-ide yang berpindah dari satu subjek ke subjek lain
yang tidak berhubungan
sama sekali; dalam bentuk yang lebih parah disebut inkoherensia.
b. Kelainan
Pemilikan Pikiran
Normalnya
pikiran dimiliki oleh orang yang berfikir dan dia yang mengatur kapan harus
memulai dan mengehentikan pembicaraan.
1.
Alienasi Pikiran
( Tought of incertion ) : individu menghayati bahwa isi pikirannya bukan
miliknya melainkan dari kekuatan luar, yang dialami Schneider dan menjadi first
rank symptoms dari skizofrenia
c. Kelainan
Isi Pikiran
Normalnya
manusia dapat melakukan proses berpikir secara harmonis, disharmonisasi isi
pikiran menyebabkan terjadinya gangguan isi pikiran.
1.
Obsesi :
Isi pikiran yang terus-menerus (“persistent”) timbul, biarpun tidak
dikehendaki, dan diketahui bahwa hal itu tidak wajar atau tidak mungkin. Obsesi
dapat menyebabkan tindakan kompulsi, penamaan obsesi yang dilakukan tindakan
kompulsi diberikan kata mania diujung kata dari isi obsesinya, contohnya :
seorang yang terobsesi melakukan hubungan sex disebut sex mania, seorang yang
terobsesi mencuri barang barang kecil yang tidak berguna disebut klepto mania.
Contoh obsesi :
Ø Obsesi
intelektual ( intelektual metafisik )
Ø Obsesi
ide (pikiran kontras – selalu berpikir
sebaliknya dari yang diucapkannya )
Ø Obsesi inhibisi ( terus menerus ragu ragu tetapi harus
melakukan hal yang sama persis dan tepat )
Ø Obsesi impuls ( dorongan yang aneh yang sifatnya
memaksa – memeluk tiang listrik )
2.
Preokupasi :
pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasanya berhubungan
dengan keadaan yang bernada emosional yang kuat. Ini belum merupakan obsesi,
tetapi dapat menyebabkan Obsesi, idenya bersifat berlebihan.
3.
Waham
( Delusi ) : keyakinan yang salah yang tak tergoyahkan dan patologik.
Ciri ciri :
v Taraf diyakini
v Tidak dapat dikoreksi
v Tidak
sesuai dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan
Jenis jenis waham :
a.
Berdasarkan objek
yang diyakini :
·
Autopsikik :
meyakini tentang dirinya sendiri
·
Allopsikik :
meyakini tentang orang lain
·
Somatopsikik :
meyakini tentang tubuhnya sendiri
b.
Berdasarkan sifat
waham , asal waham :
·
W. Primer (autochtonus
delusion ) : tidak diketahui asalnya darimana suatu keyakinan .
ü Delusi mood primer : yakin bahwa segala sesuatu
disekitarnya berkaitan tentang dirinya, tetapi tidak tahu terjadi apa yang
sebenarnya terjadi.
ü Delusi persepsi primer : yakin terhadap persepsi
normal, yaitu orang normal menganggap persepsi biasa, sedangkan individu ini
memiliki arti khusus.
·
W. Sekunder :
waham yang berasal dari psikopatologi yang lain , seperti waham primer,
halusinasi dll.
Contohnya
: seseorang mengalami waham persekutorik ( waham dikejar kejar ) karena
mengalami halusinasi auditori.
·
W. Sistematik :
Susunan antar W. Sekunder secara logic dan berhubungan dengan W. Primer
·
W. Non-Sistematik
: W. Sekunder tidak tersusun secara logic.
c.
Berdasarkan isi
keyakinan :
·
W. Persekutorik :
kumpulan waham dengan berbagain ide , dengan penderita sebagai objek, seperti
diracuni atau dibunuh, contohnya w. kejar : merasa yakin bahwa ada orang
atau komplotan yang sedang mengganggunya atau bahwa ia sedang ditipu,
dimata-matai atau kejelekannya sedang dibicarakan orang banyak.
·
W. Cemburu / W.
Tak setia : berkembang dari cemburu biasa, dan menjadi patologik, waham cemburu
terhadap orang lain ( allopsikik ) dapat berupa heterosexual maupun
homoseksual.
·
W. Cinta / W.
Erotomania : individu merasa orang mencintai dirinya ( autopsikik ) walaupun
tidak pernah berhubungan, biasanya seperti artis dan orang terkenal lainnya
yang dia lihat.
·
W. Grandiose / W.
Kebesaran / W. Megalomanik / W. Mignon : keyakinan bahwa dia adalah anak raja,
atau sesuatu yang besar atau orang penting
·
W. Sakit / W. Hipokondriakal : yakin dirinya menderita
penyakit yang tidak dapat disembuhkan ( Autopsikik ) , bisa juga bersifat
allopsikik berarti dia telah menularkan kepada anggota keluarga lainnya.
·
W. Dosa / W. salah : dirinya merasa telah melakukan
dosa besar yang tak terampuni, dan merasa orang lain tahu dan menuduh tentang
kesalahanya.
·
W. Miskin : yakin
dirinya dan keluarganya miskin dan melarat , serta akan ditimpa kesengsaraan.
·
W.
Nihilistik / Delusion of negation &
delusion of non existence. :
Perasaan yang keliru
bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju kiamat.
Delusion anormity –
yakin bahwa dirinya akan menyebabkan bencana besar pada dunia.
4.
Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu
keadaan yang diharapkan/diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata ( unreal
), ada 2 macam
Ø Fantasi kreatif : pikiran sebelum melakukan tindakan.
Ø Fantasi lamunan ( daydreaming ) : pikiran hanya untuk pemuasan.
Jika berlebihan akan mengganggu kehidupan nyata
5.
Konfabulasi : gangguan
memori, rekayasa ingatan ( pemalsuan ingatan ) bisa saja koheren, tetapi tidak
diniatkan untuk menipu, salah persepsi masa lalu.
6.
Pseudologia fantastica ( mythomania / compulsive lying
) : seseorang sadar bahwa dirinya
berbohong dan juga sadar memberitahukan sebenarnya, tetapi dia tidak sadar dia
berfantasi, kebohongan cenderung yang menguntungkan dia, tetapi tidak seperti
delusi karena jika dikonfrontasi dia akan mengaku berbohong.
7.
Fobia : ide,
objek, atau situasi tertentu secara otomatis menimbulkan perasaan takut yang
irasional, dan dia menyadari bahwa ketakutannya tak beralasan.
d. Kelainan
Bentuk Pikiran
Bentuk
pikiran normal adalah pikiran yang memiliki nilai orientasi logic, terarah ke
tujuan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kelainan
pikiran ada 2 bentuk :
Ø Bentuk umum :
1.
Pikiran autistic : preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi
Cirinya :
§ Kurang/ tidak bisa dikoreksi oleh realita,
§ Kemungkinan kecil direalisasikan dalam bentuk
tindakan, karena hanya bersifat pemuasan patologis.
2.
Pikiran
dereistic : lawan dari pikiran realistic, dereisme = Aktivitas mental
yang tidak sesuai dengan logika dan pengalaman.
3.
Pikiran paralogik ( Paleologik ) : menyatakan kesimpulan dari 2 predikat yang identik
dengan menghubungkan subjeknya contoh : saya adalah orang jawa, pangeran
diponogero adalah orang jawa, kesimpulannya saya adalah pangeran diponogoro.
4.
Pikiran konkrit : Hilangnya sifat abstrak pikiran , dan tidak dapat
melihat pengertian/ makna dari suatu benda yang spesifik, contoh : jika diberi
pisau dia mengatakan itu adalah besi.
5.
Pikiran konseptual : Khas pada Skizofrenia, hal hal yg tidak ada
relevansinya dimasukkan kedalam konsep pikirannya.
6.
Pikiran simetrik : penalaran simetrik , contoh : dedi adalah ayah budi,
penalarannya – budi adalah ayah dedi ( yang benar adalah bud adalah anak dedi
).
Kelainan Ingatan
Ingatan
normal memiliki 3 proses yaitu :
1.
Registrasi (
Resepsi ) : Informasi diterima dan dicatat oleh pusat otak primer, seperti
pengliheten atau perabaan. Penyimpanan sangat singkat dan bersifat temporer.
2.
Penyimpanan (
Retensi ) : Informasi lebih lama dan lebih permanen. Ini disebabkan oleh
informasi dan pengalaman terjadi berulang-ulang.
Ø Retensi jangka pendek : dengan cepat akan terlupakan
Ø Retensi jangka panjang : bertahan lebih lama
3.
Recall (
Retrivier ) : Proses mengingat kembali informasi yang disimpan.
Setelah informasi disimpan ( retensi
), maka mempunyai 3 jenis memori :
1.
Immediate memory
: Memory ytang berlangsung sangat singkatdan hanya beberapa detik saja,
kemudian langsung di-recall.
2.
Recent memory :
Ingatan baru, Yaitu memori yang disimpan dalam waktu yang bebrapa menit,
jam atau hari. Mudah dilupakan dan kadang-kadang sukar diingat kembali misalnya
mengingatnama orang atau nomor telepon., kemudian di recall.
3.
Remote memory : Ingatan lama / masa lampau , Yaitu
yang tidak berakar, sukar dilupakan seperti nama sendiri, nama orang tua,
tanggal lahir dan sebagainya.
Kelainan dalam penyimpanan informasi
antara lain , menurut Fish :
1.
Hilangnya ingatan
( Amnesia ) : Ketidak mampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin
bersifat sebagian atau total.
ü Anxiety amnesia : gangguan recall akibat kecemasan.
ü Psikologis amnesia : gangguan recall akibat trauma
psikis
ü Cathatimic amnesia : lupa ingatan tertentu , berkaitan
pengalaman , tetapi hal lain tetap diingat, contoh : gangguan ingatan tentang
kehamilannya ( extramarital ) sedangkan yang lain masih diingat.
ü Hysterical amnesia : gangguan ingatan total terhadap
histori dirinya ( identitas dan namanya ), tetapi masih bisa mengurus dirinya.
ü Organic amnesia : akibat kerusakan organic tempat
penyimpanan data
ü Amnesia retrograde / retroaktif : hilangnya ingatan
sebelum trauma .
ü Amnesia anterograde / anteroaktif : hilangnya ingatan
setelah trauma.
2.
Dysmensia :
Distorsi ingatan
1.
Paramnesia : pencampuran ingatan fakta realita
dan fantasi, dapat terjadi pada orang normal, terjadi jika suatu ingatan
realita dapat menyakiti individu, terjadi distorsi recall.
Macam macam paramensia :
v Retrospective falsification ( Ilusi ingatan ) :
menggantikan ingatan sebenarnya dengan ingatan yg sesuai dengan perasaan
sekarang , seperti seorang pebisnis harus berkata manis dalam membuat
kesepakatan walaupun ada pengalaman yang tidak enak dalam ingatannya.
v Retrospective delusion : ilusi ingatan yang mencapai
taraf waham
v Delusion memory : delusi persepsi dan delusi ide.
v Konfabulasi : rekayasa ingatan , tidak berniat menipu,
mengisi kekosongan ingatan.
2.
Distorsi
pengenalan ( Distortion of recognition / fausse reconnisance (false recognition
) : perasaan seseorang seperti sudah mengenal dan akrab terhadap suara, apa
yang dilihat , dan yang dialami sekarang
Ø Distorsi pengenalan persepsi sensorik :
v De Javu : merasa mengenal apa yg dilihatnya sekarang
v Jamais vu : merasa asing terhadap sesuatu
v De Ja Entendu : merasa mengenal apa yg didengar
sekarang
v De Ja Fait : merasa pernah mengalami kejadian sekarang
padahal belum pernah
v De Ja Pense : merasa pernah berpikir tentang hal
tersebut padahal belum pernah.
Ø Missidentification : salah mengenali orang
v M. positif : mengenali orang asing seperti teman
v M. negative : mengenali teman seperti orang asing
Kelainan Bicara
v Gagap ( Stuttering / stammering ) : kata terputus
putus dan berulang, serta ada gesture (
isyarat ) semacam tic
v Mutisme : tidak mau bicara bisa berhari hari bahkan
bertahun tahun.
o
Mutisme selektif
: terjadi pada anak kecil yang tidak mau berbicara pada orang tertenu saja.
v Vorbereiden ( Paralogia / evasion ) : gangguan nalar
dengan ciri menjawab dengan kalimat yang tidak ada hubungan, padahal pasien
mengerti
v Neologisme : Neo = baru, logisme = kata atau ide ….
Kata kata baru buatan sendiri
v Afasia motorik : lesi area broadman 44 dan 45 , tapi
masih bisa mengekspresikan dalam isyarat dan tulisan
v Afasia sensorik : lesi pada gyrus superior temporalis,
dan supramarginalis ( angular ), sifatnya bisa cortial, subcortial, dan
transcortial
Kelainan Persepsi
v Deception sensorik : penipuan diri sendiri terhadap
stimulus sensorik
ü Ilusi : stimulus nyata, tetapi persepsi yang salah.
ü Halusinasi : tidak ada stimulus yang nyata dari luar,
tetapi adanya persepsi sensorik
·
H. Auditori
·
H. Pengelihatan (
visual )
·
H. Pembauan (
olfaktori )
·
H. Pengecapan (
gustatory )
·
H. raba ( taktil,
haptik ) : formication – digerayangi semut – tahap waham menjadi delusional
zoopathy, bisa juga sensasi seksual.
·
H.
Kinestetik : Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya
terlepas dari tubuhnya, mengalami perubahan bentuk, dan bergerak sendiri.
·
Fenomena fantom :
merasa adanya rangsangan dari kaki/lengan padahal kaki dan lengannya tidak ada.
·
H. sensasi nyeri
dan sensasi nyeri dalam
·
H. sensasi
vestibuler : terbang atau tenggelam menembus tempat tidur
·
H. rasa kehadiran
: merasa hadir dalam suatu tempat
·
H. fungsional :
halusinasi persepsi yang bersamaan dengan stimulus yang nyata, contohnya :
mendengar suara tuhan ketika lonceng berbunyi
·
H. ekstrakampin :
halusinasi persepsi dari sensorik diluar lapangan pandang sensor yang
bersangkutan, cth : merasa melihat setan dibelakangnya dengan jelas dan tajam.
·
H. reflex :
halusinasi persepsi yang stimulusnya terjadi pada orang lain, contohnya :
mendengar suara bersin orang menyebabkannya sakit kepala
·
H. autopsikik :
halusinasi melihat dirinya sendiri , wajah atau sebagian tubuh.
Kelainan Perasaan
Perasaan
dibedakan atas :
1. Emosi : perasaan yang berlangsung singkat dipengaruhi oleh proses fisiologik didalam tubuh.
2. Afek : Perasaan yang berlangsung lama dan tidak dipengaruhi oleh proses fisiologik didalam tubuh serta bersifat objektif.
3. Mood : Suasana perasaan yang berlangsung lama yang dirasakan oleh seseorang (subjektif) dan tidak dapat dinilai oleh orang lain.
1. Emosi : perasaan yang berlangsung singkat dipengaruhi oleh proses fisiologik didalam tubuh.
2. Afek : Perasaan yang berlangsung lama dan tidak dipengaruhi oleh proses fisiologik didalam tubuh serta bersifat objektif.
3. Mood : Suasana perasaan yang berlangsung lama yang dirasakan oleh seseorang (subjektif) dan tidak dapat dinilai oleh orang lain.
BENTUK
GANGGUAN EMOSI
1. Kecemasan (Anxietas) : Perasaan takut yang disebabkan oleh adanya dugaan bahaya yang mungkin berasal dari dalam atau dari luar diri seseorang.
2. Kecemasan Mengambang (Free Floating Anxiety) : rasa takut yang meresap dan tidak berhubungan dengan suatu gagasan.
3. Ketakutan : kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara sadar dan realistik.
4. Agitasi : Kecemasan berat yang disertai dengan kegelisahan motorik.
5. Panik : Serangan kecemasan yang akut, episodik, dan hebat disertai dengan peningkatan aktivitas otonomik (sistem saraf otonom).
6. Ambivalensi : terdapatnya secara bersama-sama dua impuls yang berlawanan terhadap seseorang atau objek atau suatu hal pada waktu yang sama.
1. Kecemasan (Anxietas) : Perasaan takut yang disebabkan oleh adanya dugaan bahaya yang mungkin berasal dari dalam atau dari luar diri seseorang.
2. Kecemasan Mengambang (Free Floating Anxiety) : rasa takut yang meresap dan tidak berhubungan dengan suatu gagasan.
3. Ketakutan : kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara sadar dan realistik.
4. Agitasi : Kecemasan berat yang disertai dengan kegelisahan motorik.
5. Panik : Serangan kecemasan yang akut, episodik, dan hebat disertai dengan peningkatan aktivitas otonomik (sistem saraf otonom).
6. Ambivalensi : terdapatnya secara bersama-sama dua impuls yang berlawanan terhadap seseorang atau objek atau suatu hal pada waktu yang sama.
BENTUK
GANGGUAN AFEK
1. Afek Tidak Serasi (Inappropriate Affect) : ketidak harmonisan irama perasaan dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertainya.
2. Afek Tumpul (Blunted Affect) : gangguan afek yang dimanifestasikan olehnpenurunan hebat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar.
3. Afek Terbatas ( Restricted or Contricted Affect) : penurunan intensitas irama perasaan kurang parah bila dibanding dengan afek tumpul tetapi jelas menurun.
4. Afek Datar (Flat Affect) : tidak adanya atau hampir tidak adanya ekspresi afek yang ditandai dengan suara yang monoton dan wajah yang tidak bergerak
5. Afek Labil (Labile Affect) : Perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.
1. Afek Tidak Serasi (Inappropriate Affect) : ketidak harmonisan irama perasaan dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertainya.
2. Afek Tumpul (Blunted Affect) : gangguan afek yang dimanifestasikan olehnpenurunan hebat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar.
3. Afek Terbatas ( Restricted or Contricted Affect) : penurunan intensitas irama perasaan kurang parah bila dibanding dengan afek tumpul tetapi jelas menurun.
4. Afek Datar (Flat Affect) : tidak adanya atau hampir tidak adanya ekspresi afek yang ditandai dengan suara yang monoton dan wajah yang tidak bergerak
5. Afek Labil (Labile Affect) : Perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.
BENTUK
GANGGUAN MOOD
1. Disforik : mood yang tidak menyenangkan.
2. Mood yang meluap-luap (Expansive Mood) : ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang.
3. Mood yang iritabel (Irritable Mood) : Mood yang mudah diganggu atau mudah dibuat marah.
4. Mood yang meninggi atau elasi (Elevated Mood) : suasana keyakinan dan kesenangan atau keceriaan yang lebih dari biasanya.
5. Euforia : elasi yang kuat disertai dengan perasaan kebesaran atau kegembiraan yang berlebihan sehingga tidak lagi memperhatikan sekitarnya. ( di IT eforia lebih tinggi 1 tingkat dari elasi )
6. Ekstase (Ecstacy) : perasaan kegembiraan dan kegairahan yang luar biasa disertai kekaguman ( di IT tingkat tertinggi dari gangguan afek )
1. Disforik : mood yang tidak menyenangkan.
2. Mood yang meluap-luap (Expansive Mood) : ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang.
3. Mood yang iritabel (Irritable Mood) : Mood yang mudah diganggu atau mudah dibuat marah.
4. Mood yang meninggi atau elasi (Elevated Mood) : suasana keyakinan dan kesenangan atau keceriaan yang lebih dari biasanya.
5. Euforia : elasi yang kuat disertai dengan perasaan kebesaran atau kegembiraan yang berlebihan sehingga tidak lagi memperhatikan sekitarnya. ( di IT eforia lebih tinggi 1 tingkat dari elasi )
6. Ekstase (Ecstacy) : perasaan kegembiraan dan kegairahan yang luar biasa disertai kekaguman ( di IT tingkat tertinggi dari gangguan afek )
7. Eksaltasi : Elasi ekstrim
Gangguan Afek lain :
v
Depresi :Penurunan corak perasaan, menjadi sedih
dan murung
v
Apati : tidak ada perasaan , terputus kontak
dengan realita
v
Afek inadekuat : sedikit atau tidak ada afek
terhadap lingkungan, atau meledaknya afek padahal stimulus biasa saja
v
Anhedonia : tidak mampu merasakan pengalaman
yang menyenangkan.
v
Ambivalensi : keadaan keraguan terhadap kedua
hal yang bertentangan secara bersamaan sehingga tidak bisa memilih.
Kelainan Motorik
1. Kelainan
gerakan adaptif
·
Gerakan ekspresif : tidak dapat mengekspresika
perasaan dengan gerakan yg sesuai
·
Gerakan reaktif : kewaspadaan terhadap stimulus,
langsung bergerak sesuai stimulus baru secara otomatis
·
Retardasi psikomotor : kelainan memulai gerakan
secara subjektif karena sulit dan berat untuk diselesaikan
·
Obstrusi psikomotor : berhentinya gerakan akibat
kontraksi otot antagonis dari gerakan awal yang dituju.
·
Mannerisme : pengulangan gerakan berulang ulang
yang berlebihan untuk mempertahankan gerakan adaptif
2. Kelainan
Gerakan non-adaptif :
·
Gerakan spontan :
§
TIC : gerakan involunter terutama otot otot
wajah dan leher
§
Tremor
§
Spasmodic torticoils : spasme otot leher
terutama sternocleidomastoideus, sehingga leher ditarik ke arah spasme ,
kemudian kepala bergerak ke arah yang berlawanan
§
Chorea : melibatkan otot atas tubuh dan distal,
spontan, tiba2
§
Athetotis : memuntir tubuh, involunter,
ireguler.
§
Streotipy : gerakan berulang terus menerus
·
Gerakan induktif abnormal : jawaban tubuh
terhadap stimulus dari luar.
§
Ekolalia : seperti latah, mengulang perkataan
yang diucapkan kepadanya, tak perduli dia mengerti atau tidak.
§
Ekopraksia : mengulang gerakan yang dilihatnya,
terdapat pada skizofrenia katatonik
§
Fleksibilitas cerea : mempertahankan posisi
tubuh dengan tonus meningkat, sampai orang yang meberikan contoh mengembalikan
ke posisi awal.
§
Kepatuhan otomatik : pasien mengikuti apa saja
yang di instruksikan kepadanya
§
Genggam paksa